Buni Yani, Terjerat dari ayat Suci? Kok Dilupakan?

Buni Yani adalah tokoh viral yang namanya mulai dikenal sejak mengunggah video berisi pidato Ahok. Namanya semakin terkenal ketika ia dilaporkan ke Mabes Polri sebagai orang yang menyebarkan video dengan dugaan melanggar undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).


Baca : Tafsir Mimpi Lengkap tentang Tangisan

Mengingat Buni Yani, dan di tengah memanasnya proses hukum yang ia jalani, pria asal Rensing, Lombok Timur ini menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada ummat Islam. Buni Yani lahir di Rensing, Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat, Lombok pada 16 Mei 1969. Informasi tersebut berdasarkan wawancara khususnya bersama Suarantb pada Jumat, 11 November 2016.

Dukungan terhadap dirinya mengalir dari berbagai daerah di Indonesia. Tidak terkecuali dukungan dari masyarakat NTB, khususnya Lombok yang menjadi daerah kelahiran Buni Yani.  Ketika melihat kasusnya dengan tabah ia menyampaikan sebagaimana yang diberitakan suara NTB.


Baca : Tafsir Mimpi Lengkap tentang Tangisan



“Terimakasih banyak untuk saudara-saudara saya di NTB. Mohon didoakan buat yang terbaik untuk masyarakat NTB dan seluruh masyarakat Indonesia. Apapun yang kita perjuangkan, ini untuk kebaikan bersama, lillahita’alla. Tidak ada sama sekali tujuan lain selain untuk tujuan bersama,” ujar Buni Yani kepada Suara NTB Jumat, 11 November 2016.

Media-media nasional pun kini banyak yang focus memberitakanya. Salah satunya adalah majalah bintang. Media ini mengabar bahwa Buni Yani adalah lulusan S1 dari Fakultas Sastra Inggris Universitas Udayana, Bali. Pernah mendapat beasiswa S2 di Ohio University dan lulus tahun 2002. Info soal Buni Yani dan pendidikannya ini juga termuat di Antara.


Baca : Tafsir Mimpi Lengkap tentang Tangisan


Bintang.com pada minggu mengabarkan bahwa Buni Yani pernah berkarier sebagai jurnalis di beberapa media, termasuk VOA Washington, Tempo dan Indonesia Time. Ketika ditanya mengapa berpaling dari dunia jurnalis, Buni mengaku sebenarnya kedua profesi itu tak jauh berbeda.

"Kalau jadi wartawan kan cari berita. Niatnya memang mau mengadvokasi masyarakat yang perlu dibela. Dosen juga begitu. Ada aspek advokasi. Saya mengutarakan apa yang harus diutarakan. Apa yang penting diketahui publik," ucap Buni lewat sebagaimana yang diberitakan Bintang.com

 Hingga kini, menurut kutipan wawancara dengan Antara, Buni Yani tengah membuat desertasi S3 di Leiden University, Belanda, sejak 2010 dan belum selesai. Berikut catatan lengkap yang dilansir dari media yang sama

Buni Yani Seorang peneliti

Dalam laman media sosial Linkedin-nya, tertulis bahwa Buni merupakan seorang peneliti peneliti dari Universitas Leiden, Belanda.
Sejak 2010, ia mengambil gelar Doktoral sekaligus sebagai peneliti di Faculty of Social and Behavioral Sciences, Institute of Cultural Anthropology and Development Sociology, Leiden University.

Buni Yani Pernah tinggal di Amerika Serikat

Setelah lulus dari Fakultas Sastra Inggris dari Universitas Udayana, Denpasar, Buni tinggal di Ohio, Amerika Serikat, sejak 2000 hingga 2012 untuk mengambil gelar master.
Ia mendapatkan gelar Master of Arts dalam studi Asia Tenggara dari Ohio University.

Buni Yani Pernah Bekerja sebagai jurnalis

Buni telah aktif sebagai jurnalis sejak sebelum berangkat ke Amerika Serikat. Sejak 1996 hingga 1999 Buni Yani bekerja sebagai jurnalis untuk Australian Associated Press (AAP) dan sering menulis tentang isu-isu terkait Asia Tenggara.
Saat tinggal di Amerika Serikat, pria yang tinggal di Depok, Jawa Barat, ini juga pernah menjadi jurnalis untuk Voice of America (VOA).

Buni Yani Mendapat teror di kampus

Buni diketahui bekerja sebagai dosen di London School of Public Relations (LSPR), Jakarta, sejak 2004. Namun ia segera mengundurkan diri setelah mendapat ancaman yang dialamatkan kepadanya melalui kampus.
"Karena kecintaan saya kepada kampus ini yang telah memberikan saya penghidupan dan tempat berkarya, maka saya merasa wajib melindunginya dari orang-orang yang ingin menyangkutkannya dengan aktivitas saya di luar kampus," katanya usai kasus video Ahok ini mulai m
encuat di media massa dan di tengah masyarakat.
Menurutnya, staf di kantornya menerima telepon dari orang tak dikenal yang berkata kasar mengancam akan menyerbu kampus LSPR.

Buni Yani Pernah menjadi pendukung Ahok

Meskipun saat ini Buni menjadi salah satu orang yang vokal mengkritisi Ahok, ternyata saat Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu ia merupakan pendukung pasangan Jokowi-Ahok.
Ia mengaku berubah pandangan terhadap gubernur asal Bangka Belitung tersebut sejak April 2016, ketika ia menganggap tim Ahok memainkan isu SARA.

Sumber : Majalah Bintang

Comments

Popular

Solidaritas untuk Blogger dengan Ancaman Penjara

Shalawat adalah alasan Anda sulit Kaya

5 Manfaat Tuak Manis / Air Nira Untuk Ibu Menyusui Agar Bayi Sehat