Bahan Makalah Cara Memahami Anak Usia 3-6 Tahun
Usia 3-6 tahun adalah masa perkembangan yang menarik. Di usia ini anak menjadi amat menggemaskan karena mereka sudah bisa berjalan dan bicara. Banyak sekali kemampuan baru lain yang ditunjukkannya.
3 Jenis Tema Ulang Tahun yang sangat Disukai Anak
Nah, berikut ini perkembangan yang dialami anak dalam rentang umur 3—6 tahun.
Selain bertambah tinggi dan berat, terjadi perkembangan sel-sel otak yang sangat pesat. Dengan berkembangnya sel otak, kemampuan anak mengendalikan gerakannya pun semakin baik. Terdapat 2 jenis gerakan yang mulai dikuasai anak usia ini, yaitu gerakan motorik kasar (gerakan yang melibatkan otot-otot besar) dan gerakan motorik halus (gerakan yang melibatkan otot-otot kecil).
Perkembangan sel otak membuat anak mulai dapat memusatkan perhatian lebih lama terhadap sesuatu; mulai bisa mengingat sesuatu, bahkan untuk hal-hal yang detail; juga mulai bisa membedakan hal-hal nyata dan bayangan atau mimpi.
Sampai sekitar usia usia 6 tahun, anak dapat mengucapkan sekitar 10.000 kata. Ia juga mampu merangkai kata menjadi sebuah kalimat sederhana. Mula-mula hanya kalimat yang terdiri atas 2 kata, seperti, “Ade mamam”, lalu menjadi lebih banyak dan kalimatnya pun semakin lengkap, seperti, “Ade besok mau makan ayam goreng buatan nenek.”
Perkembangan bahasa berkaitan dengan perkembangan aspek lain. Ketika anak berbicara dengan ibu-ayah, ia bukan hanya belajar berbahasa, melainkan juga belajar tentang aturan-aturan, apa yang harus dilakukannya atau petunjuk umum tentang cara menghadapi suatu masalah.
Anak mulai mengenali perasaan-perasaan yang lebih rumit selain rasa senang dan sedih. Ia juga mulai lebih paham apa yang menyebabkan munculnya suatu perasaan tertentu. Meski demikian, pemahamannya masih sangat sederhana. Hal lain yang juga mulai terlihat adalah kemampuan memahami perasaan orang lain dan mengendalikan diri. Kedua kemampuan itu amat dibutuhkan untuk belajar berteman dan mempertahankan pertemanan.
Selain itu, anak-anak usia ini masih sangat mudah terpengaruh oleh perasaan orang lain, sehingga ia sering terlihat mudah kasihan pada orang lain. Perasaan seperti ini dibutuhkan untuk menumbuhkan kepedulian dan ketulusan membantu.
Anak masih berpikir dengan cara sederhana. Bagi mereka hanya ada “hitam dan putih” atau “baik dan buruk”. Kebanyakan anak melihat diri mereka sebagai anak baik. Hanya anak-anak yang sering mengalami kekerasan akan merasa dirinya anak yang tidak berguna atau nakal.
Perkembangan konsep diri memang banyak dipengaruhi lingkungan. Lihat saja konsep diri yang berkaitan dengan jenis kelamin. Bagaimana lingkungan memperlakukan anak laki-laki atau perempuan, akan berpengaruh terhadap perilaku anak. Misalnya, dengan membedakan permainan atau baju-bajunya, maka anak laki-laki akan menyukai permainan bola, sedangkan anak perempuan main boneka; baju anak laki-laki berwarna biru, anak perempuan berwarna merah muda. Terkadang lingkungan juga dapat menentukan sikap anak laki-laki atau perempuan. Contoh, anak laki-laki dibiasakan berani, tidak boleh menangis, boleh memanjat dan boleh bermain jauh. Sedangkan anak perempuan boleh terlihat malu-malu, atau harus rapi dan teliti.
Bila semasa bayi anak lebih sering bersama ibu dan ayah, maka dengan kemampuan berbahasa yang makin baik, ia mulai dapat menjalin hubungan dengan orang-orang di sekitarnya, seperti adik, kakak, anak-anak kecil lain atau orang dewasa lain. Bagaimana cara ibu dan ayah berhubungan dengan anak, akan sangat memengaruhi caranya bergaul dengan orang lain.
Orangtua yang peka dan memberi rasa aman pada anak, akan membuat anak memiliki rasa percaya diri ketika berhubungan dengan orang-orang di sekitarnya.
Sedangkan hubungan anak dengan adik atau kakak, akan mengembangkan kemampuannya untuk peduli pada orang lain dan keinginan membantu. Itulah sebabnya terlihat tingkat kepedulian yang berbeda antara anak-anak tunggal dan anak-anak yang bersaudara banyak.
Hubungan dengan teman sebaya, umumnya mulai dijalin ketika anak memasuki usia 2 tahun, terutama anak belajar bagaimana berbagi dan menunggu giliran main. Anak di usia ini memang mulai ingin terlibat dalam kegiatan bermain bersama teman.
Cari Juga
Baca Juga
3 Jenis Tema Ulang Tahun yang sangat Disukai Anak
5 Dekorasi Ulang Tahun Anak yang Gampang Dibuat
Ucapan Selamat Ulang Tahun dalam Islam
Kisah Kesedihan Rasulullah saat Pamannya Wafat
Sebelum Anak Ulang Tahun, Perhatikan 9 Persiapan ini
10 Cara Mempersiapkan Pesta Ulang Tahun Anak di Rumah
Susunan Acara Ulang Tahun Anak Islami
Tujuan Membaca Shalawat yang Dianjurkan Agama
Nah, berikut ini perkembangan yang dialami anak dalam rentang umur 3—6 tahun.
Perkembangan Fisik
Selain bertambah tinggi dan berat, terjadi perkembangan sel-sel otak yang sangat pesat. Dengan berkembangnya sel otak, kemampuan anak mengendalikan gerakannya pun semakin baik. Terdapat 2 jenis gerakan yang mulai dikuasai anak usia ini, yaitu gerakan motorik kasar (gerakan yang melibatkan otot-otot besar) dan gerakan motorik halus (gerakan yang melibatkan otot-otot kecil).
Perkembangan Kecerdasan
Perkembangan sel otak membuat anak mulai dapat memusatkan perhatian lebih lama terhadap sesuatu; mulai bisa mengingat sesuatu, bahkan untuk hal-hal yang detail; juga mulai bisa membedakan hal-hal nyata dan bayangan atau mimpi.
Perkembangan Bahasa
Sampai sekitar usia usia 6 tahun, anak dapat mengucapkan sekitar 10.000 kata. Ia juga mampu merangkai kata menjadi sebuah kalimat sederhana. Mula-mula hanya kalimat yang terdiri atas 2 kata, seperti, “Ade mamam”, lalu menjadi lebih banyak dan kalimatnya pun semakin lengkap, seperti, “Ade besok mau makan ayam goreng buatan nenek.”
Perkembangan bahasa berkaitan dengan perkembangan aspek lain. Ketika anak berbicara dengan ibu-ayah, ia bukan hanya belajar berbahasa, melainkan juga belajar tentang aturan-aturan, apa yang harus dilakukannya atau petunjuk umum tentang cara menghadapi suatu masalah.
Perkembangan Emosi
Anak mulai mengenali perasaan-perasaan yang lebih rumit selain rasa senang dan sedih. Ia juga mulai lebih paham apa yang menyebabkan munculnya suatu perasaan tertentu. Meski demikian, pemahamannya masih sangat sederhana. Hal lain yang juga mulai terlihat adalah kemampuan memahami perasaan orang lain dan mengendalikan diri. Kedua kemampuan itu amat dibutuhkan untuk belajar berteman dan mempertahankan pertemanan.
Selain itu, anak-anak usia ini masih sangat mudah terpengaruh oleh perasaan orang lain, sehingga ia sering terlihat mudah kasihan pada orang lain. Perasaan seperti ini dibutuhkan untuk menumbuhkan kepedulian dan ketulusan membantu.
Perkembangan Identitas Diri
Anak masih berpikir dengan cara sederhana. Bagi mereka hanya ada “hitam dan putih” atau “baik dan buruk”. Kebanyakan anak melihat diri mereka sebagai anak baik. Hanya anak-anak yang sering mengalami kekerasan akan merasa dirinya anak yang tidak berguna atau nakal.
Perkembangan konsep diri memang banyak dipengaruhi lingkungan. Lihat saja konsep diri yang berkaitan dengan jenis kelamin. Bagaimana lingkungan memperlakukan anak laki-laki atau perempuan, akan berpengaruh terhadap perilaku anak. Misalnya, dengan membedakan permainan atau baju-bajunya, maka anak laki-laki akan menyukai permainan bola, sedangkan anak perempuan main boneka; baju anak laki-laki berwarna biru, anak perempuan berwarna merah muda. Terkadang lingkungan juga dapat menentukan sikap anak laki-laki atau perempuan. Contoh, anak laki-laki dibiasakan berani, tidak boleh menangis, boleh memanjat dan boleh bermain jauh. Sedangkan anak perempuan boleh terlihat malu-malu, atau harus rapi dan teliti.
Perkembangan Sosial
Bila semasa bayi anak lebih sering bersama ibu dan ayah, maka dengan kemampuan berbahasa yang makin baik, ia mulai dapat menjalin hubungan dengan orang-orang di sekitarnya, seperti adik, kakak, anak-anak kecil lain atau orang dewasa lain. Bagaimana cara ibu dan ayah berhubungan dengan anak, akan sangat memengaruhi caranya bergaul dengan orang lain.
Orangtua yang peka dan memberi rasa aman pada anak, akan membuat anak memiliki rasa percaya diri ketika berhubungan dengan orang-orang di sekitarnya.
Sedangkan hubungan anak dengan adik atau kakak, akan mengembangkan kemampuannya untuk peduli pada orang lain dan keinginan membantu. Itulah sebabnya terlihat tingkat kepedulian yang berbeda antara anak-anak tunggal dan anak-anak yang bersaudara banyak.
Hubungan dengan teman sebaya, umumnya mulai dijalin ketika anak memasuki usia 2 tahun, terutama anak belajar bagaimana berbagi dan menunggu giliran main. Anak di usia ini memang mulai ingin terlibat dalam kegiatan bermain bersama teman.
Cari Juga
- Cara cek hasil sinkronisasi dapodik paud
- pengertian paud dikmas
- pengertian manajemen paud dikmas
- pengertian paud adalah
- cara mengetahui npsn paud
- Cara download aplikasi dapodik paud terbaru
- Cara download dapodik paud
- Perbedaan antara paud dan dikmas
- Keuntungan dan Asal Bantuan Pengelolaan Paud
- Cara Menjadi Operator PAUDDIKMAS
- Makalah Lengkap tentang Pengelolaan PAUD
- Gaji Guru PAUD
- Gaji Operator PAUD
Comments
Post a Comment